Sabtu, 14 Februari 2015

Hujan

“Ketika hujan datang menyelimuti suara tangis yang mengharu biru, semua orang terdiam tanpa mendengar sedikitpun celah tangisan ini. Disanalah ku luapkan kekesalan dan kekecewaanku, terima kasih hujan karena kau telah menutup jeritan tangisku dengan derasnya kekuatanmu”
“Hujan rintik yang selalu datang ketika ku merasa kesepian, menemani dan menutupi gundahnya hati hati ini. Ku yakin kau kasian melihatku terpuruk didepan jendela dengan mata yang kosong ku menerawang. Terima kasih awan karena selalu menyelimutiku”
“Terkadang awan tak ingin mengeluarkan hujannya karena takut menyakiti orang yang sedang bersenang-senang diatas sinarnya matahari, namun juga awan tak ingin melihat seorang yang sedang termenung dalam kesedihan dan ia memaksakan diri untuk mengeluarkan hujannya untuk bisa menemani meskipun hanya dengan derasnya hujan”
“Hujan yang selalu muncul ketika dia marah, dan semua orang mengunci rapat pintu rumahnya karena takut terkena petir dan badai. Begitupun dirimu, ketika kau bersikap hal yang tak wajar, semua orang akan berbalik badan dan menjauh darimu”

“Mentari yang memberikan kehidupan siang pada seluruh manusia, dan bulan purnama yang memberikan cahayanya dimalam hari, meskipun dengan cahaya yang seadanya namun tetap bermanfaat untuk orang yang menyusuri jalan kecil dengan kaki yang merangkak."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar